Hubungan intim yang baik dengan pasangan bisa jadi jalan baik juga untuk hubungan di luar. Bagaimana bila Bunda sudah memasuki masa menopause? Pasti jadi tak nyaman, kan? Ada
1. Minyak Goreng
(foto: sajiansedap.grid.id)
Minyak goreng bisa jadi salah satu pelumas untuk hubungan intim yang bisa digunakan. Minyak goreng ini bisa jadi pelumas untuk menghilangkan iritasi akibat berhubungan intim. Penggunaan minyak ini biasanya juga didasari keamanannya bila tertelan oleh tubuh. Namun, pilihlah minyak goreng yang melalui proses penyulingan yang benar, ya!
2. Minyak Zaitun
(foto: desakabut.com)
Pelumas lainnya yang bisa digunakan saat berhubungan intim adalah minyak zaitun. Sama seperti minyak goreng, ini adalah jenis pelumas alami yang paling alam digunakan. Meski berpotensi bisa menodai kain, minyak ini bisa melembabkan kulit serta tidak meninggalkan bau yang tidak menyenangkan sehabis berhubungan intim.
3. Putih Telur
(foto: sajiansedap.grid.id)
Bunda juga bisa menggunakan putih telur sebagai pelumas alami yang baik. Putih telur dipercaya membuat pH dari vagina menjadi basa, dengan begitu sperma bisa bertahan lebih lama. Bagi Bunda yang belum menopause dan ingin cepat punya anak, putih telur bisa jadi pelumas alami terbaik karena sifatnya seperti lendir alami dari serviks.
4. Minyak Kelapa
(foto: hellosehat.com)
Minyak kepala juga bisa digunakan sebagai pelumas alami saat berhubungan intim. Minyak ini bisa jadi pelembab yang baik karena sangat nyaman digunakan. Selain itu, minyak ini juga bisa menghaluskan kulit dan tahan lebih lama. Lagipula, penggunaan minyak kelapa sebagai pelumas sangat dianjurkan bagi Bunda yang ingin masturbasi lebih sempurna.
5. Lidah Buaya
(foto: familinia.com)
Tak hanya sebagai tanaman yang baik untuk rambut dan kecantikan, lidah buaya ternyata juga bisa jadi pelumas yang baik untuk berhubungan intim. Gel dari lidah buaya memiliki pH yang lebih rendah dari air sehingga mampu menjaga vagina Bunda lebih sehat. Selain itu, lidah buaya juga bisa mengurangi radang kulit kelamin bagi Bunda yang punya gejala kronis.
Nah, sekarang Bunda sudah tahu apa saja